Thursday, February 27, 2003
Ajaran Islam dan Logika
Posting oleh Ustadz Joban.
Posting ini berupa tanya jawab dari saudari Rahmah Hidayati di Jawa Timur. Sister ini melihat profil pak Ustd di majalah Sahid (Suara Hidayatullah).
Begini ustadz saya punya one question yang saya pikir itu amat saya butuhkan. Orang barat kan kebanyakan tahu Islam itu karena kebenaran islam bukan dari garis keturunan, seperti saya misalkan.
Pertanyaan yang sering mengganjal dalam benak saya adalah sering kali saya mencari-cari pembenaran dalam islam yang bisa dilogika.
Saya pikir orang yang masuk Islam karena tahu Islam itu benar, keyakinanya akanlebih kuat daripada kita. Bagaimana menurut pendapat ustadz.
Tolong dibales ya ustadz alamat saya rahma_hida@plasa.com
Assalamualaikum
Kita yakin bahwa Allah itu Maha Bijaksana (Hakim), Maha Mengetahui (Alim) sehigga semua perbuatannya dan ajaran-Nya mesti mengandung hikmah dan logik. Karena semuanya hasil dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Alim. Hanya kalau kita mendapatkan suatu ajaran Islam yang menurut otak kita tidak logik, jangan disalahakn ajarannya, tapi mungkin otak kita belum sampai. Ketika tukang kebun membasmi pohon-pohon (memotong rumput) kecil, bagi pohon-pohon besar disekitarnya tukang kebun itu adalah algojo yang jahat, masa anak-anak mereka dibunuhin. Padahal tukang kebun itu sedang menjaga kelestarian dan keindahan kebun itu. Namun pohon-pohon itu tidak sampai kepada pemikiran yang demikian.
Jadi kalau kita menemukan suatu ajaran Islam yang menurut kita tidak logik, jangan kita tinggalkan ajaran itu, atau menyalahkannya, tapi segara amalkan atas dasar iman dan keyakinan kepada Allah. Kadang-kadang Allah memang sengaja menyembunyikan hikmah dari suatu perintahn-Nya, agar kita mentaati perintah-Nya bukan kerena hikmatnya itu, tapi karena ketaatan kita kepada-Nya. Dari sejak 14 abad kaum muslimin tidak makan babi bukan karena ada cacing pita-kerana itu baru detemukan baru-baru ini saja-tapi kerena mereka yakin bahwa apa yang dilarang oleh Allah pasti tidak baik.
Yang aneh kebanyakan orang tidak pernah bertanya kepada dokter kalau dia dilarang untuk makan ini dan itu. Mereka seolah-olah yakin dengan instruksi dokter. Padahal ilmu dokter dibandingkan dengan ilmu Allah, seperti setetes air dilemparkan keair laut.
Wallahu alam
Mohamad Joban