Sunday, October 16, 2005
Hadis Muslim: Kitab tentang PUASA
Atas saran dari seorang sister pengajian, khusus di bulan suci Ramadhan 1426 H, pengasuh akan memposting kumpulan hadis Muslim 'Kitab tentang PUASA' secara berkala dan bersambung sesuai urutan nomor hadis. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita di bulan puasa ini. Ameen.
Sekilas tentang Imam Muslim
Imam Muslim adalah putra Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisabury. Beliau dilahirkan di Naisabur, Iran pada tahun 204 H/ 875 M dan wafat di kota yang sama pada tanggal 24 Rajab 261 H/ 932 M.
Imam Muslim digelari "Asy-Syaikhani" atau imam besar dibidang hadis bersama Imam Al-Bukhari. Hadis keduanya ditempatkan sejajar oleh para ulama dalam kesahihannya di atas hadis-hadis yang diriwayatkan oleh imam-imam yang lain.
Beberapa imam atau tokoh lain yang berhasil menghimpun hadis-hadis Rasulullah SAW adalah Abu Dawud, Turmudzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hanbal dll.
Sekilas tentang Imam Al-Bukhari
Al-Bukhari,lahir di Bukhara, Khurasan/Turkistan Barat pada tanggal 13 Syawal 194 H. Dengan nama Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim yang selanjutnya terkenal dengan nama tempat kelahirannya: Al-Bukhari (orang Bukhara).
Al-Bukhari, si yatim sejak usia kanak-kanak, berumur 10 tahun, sudah mendalami hadis Nabi Saw. Lawatannya ke Mekkah berawal pada usia 16 tahun, kemudian menetap di kota itu selama 2 tahun, sementara ibu dan kakaknya pulang kembali setelah mengantarkannya. Setelah pindah ke Madinah, ia menetap di Hijaz selama 6 tahun. Bashrah, Kufah, Baghdad, Mesir dan Syiria dikunjunginya pula dengan tujuan utama memburu hadis-hadis Rasulullah Saw, sehingga ia sempat bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Semua itu ia lakukan dengan mengorbankan harta dan jiwa raganya hanya untuk memperoleh ridha Allah Swt.
Sekitar 300.000 hadis Nabi Saw. yang berhasil dihimpun oleh Al-Bukhari ditelitinya kembali secara cermat, baik dari segi sanad maupun matannya. Sehingga yang tersisa hanyalah yang dianggapnya sahih seperti yang terkodifikasi di dalam “Shahih Al-Bukhari” sebanyak 9 jilid. Hadis-hadis yang dikumpulkannya itu kesahihannya ditempatkan pada urutan pertama oleh jumhu ulama dibandingkan dengan kitab-kitabhadis yang lain. Kemudian disusul oleh “Shahih Muslim” pada urutan kedua, yang sebagian hadisnya juga di terimanya dari Al-Bukhari.
Pada tanggal 1 Syawal tahun 256 H. Allah memanggil Al-Bukhari pulang kehadiratNya Imam besar ini jenazahnya di makamkan di Khartank, dekat Samarkand.
Sumber buku:
Ringkasan Shahih Muslim
Disusun oleh Imam Al-Mundziri
Bab 1: Keutamaan Puasa
571. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda,"Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman, "Setiap amal manusia adalah baginya (bagi manusia sendiri), kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa adalah milik-Ku dan Aku-lah yang membalasnya. Puasa adalah perisai (dari api neraka). Apabila seseorang berpuasa, nakalah jangan berkata keji/janganlah bersetubuh, dan janganlah menghina. Jika ia dicaci atau diajak bertengkar (dimusuhi), hendaklah dia katakan,"Sesungguhnya aku adalah orang yang berpuasa. Demi Allah yang menguasai diri Muhammad! Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu disisi Allah kelak pada hari kiamat lebih harum daripada bau minyak wangi (misik/kesturi). Orang yang berpuasa mendapat dua kesenangan: Ketika berbuka dia merasa senang, dan ketika bertemu Tuhannya dia merasa senang, karena pahala puasanya."
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1904)
Bab 2: Keutamaan bulan Ramadhan
572. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: "Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan diikat/dibelenggu".
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1899)
Bab 3: Jangan berpuasa satu atau dua hari menjelang Ramadhan
573. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda, "Janganlah kamu mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari, kecuali orang yang memang sudah terbiasa melakukan puasa tertentu, maka berpuasalah!".
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1914)
Bab 4: Berpuasa karena melihat bulan
574. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah SAW menuturkan hilal (bulan awal tanggal) lalu bersabda,"Apabila kamu melihat hilal maka berpuasalah (tanggal 1 Ramadhan), apabila kamu melihat hilal (tanggal 1 Syawal) maka berbukalah dan apabila kamu melihat hilal tertutup (tak terlihat) olehmu maka hitunglah 30 hari!"
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1909)
Bab 5: Satu bulan 29 hari
575. Diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a., bahwasanya Nabi SAW pernah bersumpah untuk tidak masuk ke tempat sebagian keluarganya selama satu bulan. Ketika telah berlangsung 29 hari beliau pergi mendatangi keluarga beliau, lalu beliau ditanya,"Bukankah Anda telah bersumpah untuk tidak masuk ke tempat kami selama 1 bulan, wahai Nabi?' Beliau menjawab,"Sesungguhnya satu bulan itu adakalanya 29 hari."
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1910)
576. Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a, dari Rasulullah SAW pernah bersabda: Kami adalah umat yang ummi yang tidak pandai menulis dan menghitung, sebulan itu sekian, sekian dan sekian (beliau melipat ibu jarinya tiga kali) dan sebulan itu sekian, sekian dan sekian, yakni lengkap 30 hari.
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1913)
Bab 6: Sesungguhnya Allah membentangkan hilal untuk dilihat
577. Diriwayatkan dari Abul Bakhtari r.a, ia berkata: Kami pernah keluar untuk umrah. Ketika kami sampai ke Nakhlah, kami saling melihat bulan. Sebagian orang mengatakan, bulan sudah tiga hari, sebagian yang lain mengatakan, bulan sudah dua hari. Kata Abul Bakhtari: Kemudian kami menemui Ibnu Abbas dan kami katakan," Kami telah melihat bulan. Lalu sebagian orang mengatakan bahwa bulan telah tiga hari dan sebagian yang lain mengatakan bahwa bulan telah dua hari." Ibnu Abbas bertanya, "Menurut kamu, bulan sudah muncul berapa hari?' Kami menjawab, sekian dan sekian." Maka Ibnu Abbas mengatakan,"Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah membentangkan bulan agar bisa dilihat, maka mulailah hitungan pada malam kamu melihatnya."
Bab 7: Masing-masing negeri berbeda ru'yat
578. Diriwayatkan dari Kuraib, bahwa Ummu Fadhl binti Al-Harits pernah mengutusnya ke Muawiyah r.a. di Syam. Kata Kuraib, "Aku pun datang ke Syam lalu aku sampaikan pesan Ummu Fadhl dan tibalah awal Ramadhan ketika aku berada di Syam, maka aku melihat bulan di malam Jumat, lalu aku datang ke Madinah di akhir bulan, kemudian aku ditanya oleh Abdullah bin Abbas, lalu dia membicarakan tentang hilal (bulan yang tampak diawal tanggal), kemudian dia bertanya,"Kapan kamu melihat hilal?" Aku menjawab,"Kami melihatnya pada malam Jumat." Dia bertanya, "Kau melihatnya?" Aku menjawab,"Ya, dan orang-orang juga melihatnya, lalu mereka berpuasa, Muawiyah juga berpuasa." Kata Ibnu Abbas,"Tapi kami melihat hilal pada malam Sabtu, maka kami selalu berpuasa sehingga kami sempurnakan 30 hari, kecuali kalau kami melihat hilal." Lalu aku bertanya,"Mengapa kamu tidak mengikuti ru'yat Muawiyah dan puasanya?" Dia menjawab, "Tidak. Demikian Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami." Yahya bin Yahya ragu-ragu tentang bunyi lafal tersebut apakah nakfii ataukah takfii.
Bab 8: Dua bulan hari raya, tidak berkurang
579. Diriwayatkan dari Abu Bakrah r.a, dari Nabi SAW., beliau bersabda: Dua bulan hari raya itu tidak berkurang, yaitu Ramadhan dan Dzulhijjah.
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1912)
Bab 9: Makan sahur ketika hendak berpuasa
580. Diriwayatkan dari Anas r.a, ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda, "Lakukanlah/makanlah sahur, karena di dalam sahur ada keberkahan."
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1923)
Bab 10: Mengakhirkan sahur
581. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit r.s, ia berkata: Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian kami bersiap untuk melakukan salat. Aku tanyakan, "Berapa kira-kira waktu antara sahur dan salat (subuh)?" Jawabnya,"Kira-kira selama bacaan 50 ayat."
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1921)
Bab 11: Ciri fajar permulaan orang puasa dilarang makan
582. Diriwayatkan dari samurah bin Jundab r.a, ia berkata Rasulullah SAW. pernah bersabda,"Janganlah sahur kalian terkecoh oleh azan Bilal, juga oleh cerahnya ufuk yang membujur seperti demikian ini, kecuali setelah cerahnya ufuk tersebut membentang/melintang."
Hammad menuturkan dengan isyarat dua tangannya. Katanya, "Yang dimaksud adalah cerah di ufuk sudah membentang atau melintang."
Bab 12: Firman Allah "Makanlah dan minumlah sampai jelas bagimu antara benang putih dengan benang hitam" (QS. Al Baqarah:187)
583. Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad r.s, ia berkata: Ketika ayat ini turun (yang artinya): "Makanlah dan minumlah sampai jelas bagimu antara benang putih dengan benang hitam" (QS. Al Baqarah:187), kata Sahl bin Sa'ad, Ada orang yang apabila hendak berpuasa maka dia ikatkan di kedua kakinya benag hitam dan benang putih, lalu dia masih makan dan minum sampai jelas baginya antara benang yang putih dengan benang yang hitam itu. Setelah itu Allah menurunkan ayat "...minal fajri" (..di waktu fajar), maka orang-orang mengerti bahwasanya yang dimaksud dengan benag hitam adalah malam, dan yang dimaksud benag putih adalah siang.
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1917)
Bab 13: Bilal azan di tengah malam, maka makanlah dan minumlah
584. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata: Rasulullah SAW mempunyai dua orang muazin yaitu Bilal dan Ibnu Ummi Maktum yang buta. Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya Bilal itu azan di tengah malam. Karena itu, makanlah dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum azan." Kata Abdullah bin Umar,"Jarak antara keduanya hanyalah antara turunnya yang satu (bilal) dan naiknya yang lain (Ibnu Ummi Maktum).
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 617)
Bab 14: Puasa orang yang junub ketika fajar
585. Diriwayatkan dari Aisyah dan Ummu Salamah r.a yang keduanya adalah isteri Rasulullah SAW. Keduanya mengatakan: Rasulullah SAW pernah junub pada saat subuh karena habis bersetubuh pada malam Ramadhan, bukan karena bermimpi, kemudian beliau berpuasa.
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1931)
586. Diriwayatkan dari Aisyah r.a bahwasanya seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW untuk meminta fatwa, sedangkan Aisyah r.a mendengarkannya dari balik pintu. Laki-laki itu bertanya, "Ya Rasulullah! Waktu salat (Subuh) telah tiba ketika aku sedang junub, apakah aku boleh berpuasa?" Maka Rasulullah SAW bersabda, "Aku juga pernah mengalami tibanya waktu salat (Subuh) ketika aku sedang junub, lalu aku berpuasa." Laki-laki itu bertanya lagi, "Tapi Anda kan tidak seperti kami, ya Rasulullah! Karena Allah telah mengampuni dosa Anda yang lalu dan yang akan datang?" Beliau menjawab,"Demi Allah! Sungguh aku berharap menjadi orang yang paling takut kepada Allah dan menjadi orang yang paling mengetahui cara-cara bertakwa."
Bab 15: Orang berpuasa yang makan/minum karena lupa
587. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a ia berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda,"Barangsiapa lupa bahwa dia sedang berpuasa lalu dia makan atau minum, maka hendaklah dia lanjtkan puasanya, karena sesungguhnya dia diberi makan dan minum oleh Allah."
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1933)
Bab 16: Orang yang sedang berpuasa jika diajak/diundang untuk makan, katakanlah, "Aku sedang berpuasa."
588. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi SAW, beliau bersabda: Apabila salah seorang dari kamu diajak/diundang makan, katakanlah, "Aku sedang berpuasa."
Bab 17: Kafarat orang yang bersetubuh di siang Ramadhan
589. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW., lalu dia mengatakan, "Celaka aku ya Rasulullah!" Rasulullah SAW bertanya, "Apa yang membuatmu celaka?" Dia menjawab,"Aku menyetubuhi istriku di siang Ramadhan." Tanya Rasulullah SAW., "Mampukah kau memerdekakan seorang budak?" Dia menjawab, "Tidak." Rasulullah SAW. bertanya,"Mampukah kau berpuasa selama dua bulan berturut-turut?" Dia menjawab, "Tidak." Rasulullah SAW bertanya lagi,"Mampukah kau memberi makan 60 orang miskin?" Dia menjawab,"Tidak. "Kata Abu Hurairah: Orang itu lalu duduk, kemudian Nabi SAW. dibawakan (Oleh seseorang) satu kernajang kurma, kemudian beliau bersabda, "Sedekahkanlah ini!" Kata orang itu,"Kepada orang yang lebih miskin daripada kami? Agaknya disekitar sini tidak ada keluarga yang lebih membutuhkan kurma ini daripada saya." Maka Nabi SAW. tertawa sampai tampak gigi serinya, kemudian beliau bersabda, "Pergilah lalu berikan kurma ini untuk makanan keluargamu!"
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1936)
590. Diriwayatkan dari Aisyah r.a., ia berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw., lalu dia mengatakan,"Celakalah aku." Rasulullah SAW bertanya," Mengapa?" Dia menjawab, "Aku menyetubuhi istriku di siang Ramadhan." Rasulullah SAW bersabda,"Bersedekahlah! Bersedekahlah!" Jawab orang itu,"Aku tidak mempunyai apa-apa". Kemudian beliau menyuruhnya duduk, lalu ada orang membawa dua keranjang berisi makanan, maka Rasulullah saw. memerintahkan orang tersebut agar menyedekahkannya.
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 6822)
Bab 18: Mencium bagi orang yang berpuasa
591. Diriwayatkan dari Aisyah r.a., ia berkata: Rasulullah saw. pernah mencium ketika beliau sedang berpuasa, juga pernah bercumbu rayu ketika beliau sedang berpuasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling mampu mengendalikan nafsu seksualnya (sehingga tidak sampai terjadi persetubuhan).
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1927)
Bab 19: Apabila malam telah tiba dan matahari telah terbenam, maka berbukalah orang yang berpuasa
592. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abu Aufa r.a, ia berkata: Kami pernah menyertai Rasulullah saw. dalam perjalanan di bulan Ramadhan. Ketika matahari telah terbenam beliau bersabda, "Hai Fulan! Turunlah lalu siapkan makanan kita!" Fulan menjawab,"Ya Rasulullah! Hari masih tampak siang." Sabda beliau, "Turunlah lalu siapkan makanan kita!" Kata Abdullah bin Aufa: Maka Fulan tersebut turun lalu menyiapkan makanan, kemudian ia menghidangkannya kepada Rasulullah saw., lalu beliau minum, kemudianbeliau bersabda sambil berisyarat dengan tangannya, "Apabila matahari telah terbenam di arah sana dan malam telah tiba dari arah sana, maka berbukalah orang yang berpuasa."
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1941)
Bab 20: Menyegerakan berbuka
593. Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad r.a., bahwasanya Rasulullah saw. pernah bersabda: Orang-orang itu senantiasa berada dalam kebaikan selama menyegerakan berpuasa.
(Hadis ini juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no hadis 1957)
594. Diriwayatkan dari Abu Athiyyah, ia berkata: Aku dan Masruq pernah masuk ke tempat Aisyah r.a., lalu Masruq berkata kepadanya, "Dua orang sahabat Nabi ini sama-sama menginginkan kebaikan, yang satu menyegerakan salat Maghrib dan berbuka, sedangkan yang lain mengakhirkan salat Magrib dan berbuka ?" Maka Aisyah bertanya, "Siapa yang menyegerakan salat Maghrib dan berbuka?" Kata Abu Athiyyah, "Kami menjawab, "Abdullah." Lalu Aisyah mengatakan, "Demikianlah yang biasa dilakukan oleh Rasulullah saw."
BERSAMBUNG...^-^