Sunday, December 17, 2006
Haji, Arti dan Persyaratannya
Sumbangan tulisan: Ibu Naih Soepangat - Arlington, Texas
1. Pengertian Haji
Haji ialah berkunjung ke Baitullah Al Haram di Mekkah Al Mukaramah untuk melakukan Thawaf, Sa’i, wukuf di Arafah dan melakukan amalan-amalan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
2. Hukum Ibadah Haji
Ibadah Haji diwajibkan Allah kepada kaum muslimin yang telah mencukupi syarat-syaratnya. Menunaikan ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya yang kedua kali dan seterusnya hukumnya sunnat. Barang siapa yang bernazar haji, wajib melaksanakannya.
“Mengerjakan Haji merupakan kewajiban hamba terhadap Allah, yaitu bagi yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta Alam”.(QS. 3:97)
Firman Allah yang lain:
“Dan sempurnakanlah ibadah haji serta umrah karena Allah”. (QS” 2:196)
Sabda Rasulullah SAW:
“Wahai semua manusia diwajibkan atas kamu berhaji, maka berhajilah”. (HR: Muslim dan Nasa’i).
Haji adalah salah satu rukun Islam yang lima, sebagaimana yang tercantum dalam haditz Rasulullah Saw:
“Islam didirikan atas lima perkara: Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan/Rasul Allah. Mendirikan Shalat. Mengeluarkan zakat. Puasa dibulan Ramadhan. Haji ke Baitullah (bagi siapa yang mampu melakukannya”. (HR: Muttafaqun ‘Alaih)
“Haji yang wajib itu hanya sekali. Barangsiapa melakukan lebih dari sekali, maka yang selanjutnya merupakan haji tathawwu’ (sunnat)”. (HR: Abu Dawud, ahmad dan Al-Hakim)
3. Hikmah Haji
Diantara hikmah haji adalah membersihkan jiwa dari berbagai pengaruh dosa. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw:
“Barangsiapa menunaikan haji kerumah ini (Ka’bah) dan ia tidak melakukan senggama serta tidak berbuat fasiq, maka akan keluar dari dosa-dosanya, seperti hari dilahirkan oleh ibunya”. (HR: Muttafaqun ‘Alaih)
4. Syarat-syarat Haji
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Aqil (berakal sehat)
d. Merdeka (bukan budak).
e. Istitha’ah (mampu)
5. Rukun Haji
a. Ihram (niat)
b. Wukuf di Arafah
c. Thawaf Ifadah
d. Sa’i
e. Tahallul (Cukur)
f. Tertib
Rukun Haji tidak dapat ditinggalkan. Apabila tidak dipenuhi, maka hajinya batal.
6. Wajib Haji
a. Ihram, yakni niat berhaji dari Miqat
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d. Melontar Jamrah Ula, Wutsha dan Aqabah
e. Tawaf Wada bagi yang akan meninggalkan Makkah
Wajib haji ini adalah ketentuan yang apabila dilanggar maka hajinya tetap sah, tetapi wajib membayar dam.
7. Sunnat Haji
a. Mandi sunnat Ihram
b. Bertalbiyah
c. Melakukan tawaf Qudum bagi orang yang mengerjakan Haji Ifrad dan Haji Qiran
d. Bermalam di Mina pada malam Arafah
e. Berlari-lari kecil ketika melakukan tawaf Qudum
8. Jenis-Jenis Haji
a. Haji Tamattu’ ialah berihram untuk umrah pada bulan-bulan haji. Kemudian berihram untuk haji pada tahun yang sama dari Mekkah atau sekitarnya. Ketika bertalbiyah melafazdhkan: “Labbaika Allahumma ‘Umrattan” (Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah untuk berumrah).
b. Haji Qiran ialah berihram untuk umrah dan haji sekaligus pada bulan-bulan haji, dan tetap dalam keadaan ihram (tanpa tahallul) sampai hari nahar (tanggal 10 dzulhijjah). Atau berihram untuk umrah pada bulan-bulan haji, kemudian sebelum melakukan tawaf umrah ia memasukkan niat untuk haji. Ketika bertalbiyah mengucapkan: “Laabbaika Allahumma Hajjan wa ‘Umratan” (Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah untuk berhaji dan berumrah).
c. Haji Ifrad ialah berihram untuk haji pada bulan-bulan haji dari miqat, atau dari rumahnya bagi yang tinggal didaerah antara miqat dan Mekkah, atau dari Mekkah bagi yang tinggal disana. Kemudian tetap dalam keadaan ihram sampai hari Nahar, ini apabila ia membawa besertanya Hadyu (hewan sembelihan), kalau tidak maka dianjurkan baginya untuk merubah niat hajinya kepada umrah, sehingga menjadi haji tamattuh’. Ketika melafadzhkan talbiyah mengucapkan: “Labbaika Allahumma Hajjan” (Aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah untuk berhaji).
9. Kewajiban selama Ihram
a. Menjalankan semua perintah Allah, seperti shalat wajib pada waktunya
b. Menjauhi segala larangan Allah, seperti melanggar larangan-Nya, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor.
c. Menjaga diri dari perbuatan menyakiti orang lain, baik dengan perbuatan ataupun dengan perkataan.
d. Menjauhi segala larangan selama ihram, yaitu:
Jangan memotong kuku atau rambut, tetapi tidak ada hukumnya kalau rambut rontok sendiri. Jangan memakai wangi-wangian, kecuali wangi-wangian sebelum mengenakan ihram. Jangan membunuh, menakut-nakuti atau membantu dalam berburu binatang. Dalam kawasan al-Haram, tidak seorangpun diperbolehkan untuk memotong pohon, mencabut tanaman, atau mengumpulkan barang yang bukan miliknya kecuali untuk mengenali dan dikembalikan kepemiliknya. Jangan melamar atau melakukan pernikahan baik untuk dirinya sendiri atau mewakili orang lain. Hubungan badani juga dilarang.
Kewajiban ini untuk laki-laki dan perempuan.
10. Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Untuk laki-laki, dilarang menutupi kepalanya, tetapi menggunakan payung diperbolehkan.
b. Untuk laki-laki, dilarang menggunakan pakaian yang berjahit dan dilarang memakai sepatu yang menutup tumit.
c. Untuk wanita, dilarang memakai sarung tangan dan niqab (penutup muka)
d. Diperbolehkan untuk memakai sandal, cincin, kaca mata, alat bantu pendengaran, jam tangan, dan ikat pinggang yang digunakan untuk menyimpan uang dan dokumen perjalanan.
e. Diijinkan untuk mandi dan mengganti pakaian dan mencucinya.
11. Hukum bagi yang melanggar Ihram
Hukuman terhadap pelanggaran larangan ihram adalah memotong seekor domba atau memberi makan 6 orang miskin atau puasa selama 3 hari. Pelanggaran ini tidak membatalkan haji atau umrah.
Hubungan badani membatalkan Haji dan Umrah. Hukuman pelanggaran melakukan hubungan badani selama ihram adalah menyembelih seekor unta dan melaksanakan haji ditahun berikutnya.
12. Talbiyah
“Labbaik Allahumma labbaik, labbaik la syarika laka labbaik, innal hamda wanni ‘mata wal mulk, la syarika lak”
Artinya:
“Aku datang Ya Allah memenuhi panggilan-Mu, aku datang Ya Allah, Aku datang. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang. Sesungguhnya segala puji dan kesenangan hanyalah untuk-Mu dan kekuasaan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu”.
13. Macam-macam Tawaf
a. Tawaf Rukun (tawaf Ifadah dan tawaf umrah)
b. Tawaf Qudum (tawaf kedatangan)
c. Tawaf Sunnat (tawaf yang dikerjakan pada setiap kesempatan, tidak diikuti dengan sa’i)
d. Tawaf Wada’ (tawaf perpisahan)
14. Syarat-syarat Tawaf
a. Suci dari hadats
b. Menutup aurat
c. Dimulai dari Hajar Aswad
d. Menjadikan Baitullah (Ka’bah) disebelah kiri
e. Dilaksanakan 7 kali putaran
f. Berada didalam Masjidil Haram.
g. Tidak ada tujuan lain selain tawaf
h. Niat tawaf, yaitu dikala mengerjakan tawaf sunnah. Adapun tawaf rukun dan tawaf qudum tidak diperlukan niat.
15. Sa’i
a. Didahului dengan tawaf
b. Tertib
c. Menyempurnakan 7 kali perjalanan diantara Safa dan Marwah
d. Harus dilaksanakan ditempat sa’i, antara bukit Safa dan Marwah
e. Tidak disyaratkan suci pada waktu mengerjakan sa’i.
f. Diperintahkan untuk berjalan antara safa dan Marwah, dan berlari-lari kecil diantara 2 tanda hijau. Ini berlaku bagi laki-laki saja, wanita cukup berjalan seperti biasa.
g. Waktu mengerjakan sa’i setelah melaksanakan tawaf ifadah/umrah.
16. Tahallul
Mencukur/menggunting rambut paling sedikit 3 helai rambut adalah salah satu amalan ibadah dalam manasik haji dan umrah. Pelaksanaannya pada hari nahar sesudah melontar jamrah Aqabah. Bagi yang menduhulukan tawaf ifadah daripada melontar jamrah Aqabah, maka boleh setelah tawaf ifadah dan sa’i atau boleh diundur sampai hari-hari tasyrik. Dalam Ibadah umrah mencukur/memotong rambut dilaksanakan pada waktu selesai sa’i