Monday, August 22, 2005
Mewaspadai Empat Perkara

Posting dari Ustdz. Joban

Setiap manusia mencari kebahagiaan di dunia ini. Ada yang mencari bahagia di kantor, di sekolah, di warung kopi, di mal, di pasar, atau di mana saja. Mungkin ada yang bahagia saat membeli perhiasan baru, dan ada yang merasa bahagia ketika baru menerima gaji. Bahkan ada pula yang memiliki rasa bahagia hanya karena sepucuk surat dari orang yang tercinta.

Kebahagiaan adalah milik siapa saja, baik yang kaya maupun yang miskin, yang berpangkat ataupun tidak, yang memiliki jabatan tinggi atau rendah, yang memiliki gelar ataupun tidak, dari seorang bocah yang masih ingusan hingga yang renta. Semua berhak mendapatkan sesuatu yang bernama bahagia, karena inti kebahagiaan adalah mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Itulah bahagia.

Tetapi cobalah tengok aktifitas keseharian kita. Usai bangun tidur dan salat subuh berjamaah dengan isteri dan anak-anak, telpon mulai berdering, radio berbunyi membeberkan bursa efek dan valuta asing, sementara televisi sudah menyuguhkan berita terhangat bahkan gambar yang kadang tak layak dilihat anak-anak kita. Sementara al-Qur'an nyaris kita tinggalkan. Kita lupa terhadap perintah Rasulullah: sinarilah rumahmu dengan bacaan al-Qur'an.

Kalau hak Allah tersisihkan, kata Rasulullah, maka Allah akan menumbuhkan empat perkara. Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang pada pagi harinya menjadikan dunia sebagai konsentrasi yang utama, dan sama sekali tidak memperhatikan hak Allah, niscaya Allah akan menumbuhkan empat perkara kepadanya.

Pertama, keinginan yang tidak pernah habis-habisnya.
Kedua, kesibukan yang tidak pernah terselesaikan olehnya.
Ketiga, kebutuhan yang tidak berujung.
Dan keempat, angan-angan yang tidak pernah tercapai. (HR Dailami)
Hal tersebut terjadi karena konsenstrasi kita belum seimbang. Ada carayang efektif untuk menghindari dari penyakit tersebut. Ketika kita makan, seyogyanya niatkan untuk mengisi ulang energi dalam rangka beribadah kepada Allah. Manakala kita hendak bekerja, lakukan niat bahwa bekerja adalah perintah Allah yang wajib dilaksanakan untuk menafkahi isteri dan keluarga. Dengan demikian, bekerja atau aktifitas apapun untuk kepentingan keluarga dan masyarakat akan bernilai ibadah di sisi Allah swt.

"….Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat perkerjaanmu itu..." (QS 9:105)

Bekerja itu sendiri adalah nikmat Allah yang wajib disyukuri. Salah satu mensyukuri nikmat itu diaplikasikan dengan menyumbangkan sebagian kecil harta kita kepada orang yang berhak menerimanya. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa mendermakan harta merupakan salah satu upaya untuk membersihkan harta dari hal-hal yang mengandung syubhat, menolak malapetaka dan penyakit, serta mendatangkan rezeki yang lebih berkah disamping menggembirakan orang miskin (idkhalus suruur lil-mu'minin).

Dengan demikian keempat macam penyakit tadi dapat dihindari; segala keinginan pasti terbatas karena hanya karena Allah semata, kesibukan akan terselesaikan karena Allah senantiasa memberi inayah (pertolongan), kebutuhan akan terpenuhi karena Allah swt memberkahi, dan tentunya tidak ada angan-angan yang lebih mulia selain mengharap ridha Allah swt.

Wallahu a'lam

Sumber: Eramuslim


Photobucket - Video and Image Hosting

Saturday, August 06, 2005
Pengajian Agustus'05 di Everett




Bulan ini pengajian bulanan diadakan di rumah ketua Assyifa sekalian house warming juga. Selamat ya Mbak Riris dan Mas Irfan, semoga rumahnya membawa barokah buat penghuninya. Amien.

Rumahnya ga susah dicari, dan lokasinya di kompleks perumahan dengan penataan cul de sac. Dari segi keamanan bagus juga, mengingat keluarga ini mempunyai 4 anak dan tingkat privacynya juga dipikirkan. Rumahnya berlantai dua, berkamar empat dan yang kusuka dari rumah ini halaman belakangnya. Backyardnya besar, sangat cocok untuk tempat bermain anak-anak, dan ada gazebo pergola dengan bermacam tanaman. Sekilas seperti mini botanical garden.

Perjalanan dari Bellevue ke Everett makan waktu 35 menit jadi pukul 3.00 sore kami sudah tiba.
Setiba di sana Ustdz Joban sudah memberikan ceramah. Ceramah bulan ini bertema Mempengaruhi Tingkah Laku Anak Muslim dan Orang Tuanya. Kali ini pak Ustdz mengambil terjemahan bebas dari artikel Influencing the Behaviour of Muslim Youth and Their Parents.

Berhubung terlambat, akhirnya saya makan diam-diam di lantai bawah sambil mendengarkan ceramah. Untung ceramah baru dimulai, jadi kami ga ketinggalan materinya terlalu jauh.

Makanannya banyak juga, kulihat ada sup bakso, gulai sop buntut, urap, risoles, mie goreng, ikan masak kuning, rempeyek aneka kue-kue dan dessert, es teler, es blewah dan buah-buahan segar.



Setelah selesai makan baru saya naik ke atas, ke tempat sisters yang sedang mendengarkan ceramah...

Pengajian berakhir pukul 7.00pm karena ada tanya jawab seru dibagian bapak-bapaknya. Kalau ibu-ibu nya lebih tertarik ngobrol-ngobrol seputar kegiatan sehari-hari dan beres-beres makanan...nge-ziplock maksudnya dung.

Ini ada tambahan foto2 juga:

Foto-foto ini sebenernya foto iseng..Sewaktu ceramah, kan seperti biasa ibu-ibu dan bapak-bapaknya di buat terpisah tempatnya. Supaya semua adil, masing-masing diberi TV untuk bisa melihat pak Ustadz. Pas gambar Ustadz ada di TV, tiba-tiba kembar imut ini lari ke depan TV dan teriak-teriak, "Abi...Abi...!!" Ihhh lucu banget, semua yang liat pada ketawa, soalnya the twins pikir bapaknya lagi coba ngajak ngobrol ama mereka. Alhasil mereka jerit-jerit kesenengan...
Hiburan buat ibu-ibu yang lagi take a break saat pengajian...

Sampai ketemu bulan depan..

Oleh:
Linda-editor


Photobucket - Video and Image Hosting



 
   
 
Pengajian Assyifa December 19, 2001
Daisypath Ticker